XIV
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pengaruh
Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus
untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan
karakteristik obyek (Engel, et.al ,1994). Situasi Konsumen adalah faktor
lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen
muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu ( Mowen dan Minor 1998).
Dengan
adanya kualitas pelayanan yang baik di dalam suatu perusahaan, akan menciptakan
kepuasan bagi para konsumennya. Setelah konsumen merasa puas dengan produk atau
jasa yang diterimanya, konsumen akan membandingkan pelayanan yang diberikan.
Apabila konsumen merasa benar-benar puas, mereka akan membeli ulang serta
memberi rekomendasi kepada orang lain untuk membeli di tempat yang sama. Ada
lima karakteristik situasi konsumen yaitu:
1) Lingkungan fisik
Sarana
fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi,
aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen.
2) Lingkungan Sosial
Kehadiran
dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
3) Waktu
Waktu
atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru).
Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan
terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar
konsumen.
4) Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan
menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5) Suasana Hati
Suasana
hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih,
marah) yang dibawa pada suatu situasi
Dalam
melakukan transaksi pembelian dalam perilaku konsumen, faktor yang
mempengaruhinya antara lain adalah faktor situasi. Contohnya saja :
1) situasi kebutuhan
sehari-hari.
Merupakan
dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu barang produksi
untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang sifatnya
harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena setiap
harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk dipakai
setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas pribadi.
2) Situasi keuangan.
Situasi
dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu.
Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat
membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli
barang tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki
kondisi keuangan berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah
bahkan yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan
kurang, haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar
kebutuhan dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang
cukup tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan berakibat fatal bagi
hidupnya.
3) Situasi interaksi
Orang
dalam membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang
ada juga seseorang yang membeli suatu barang dikarenakan adanya interaksi
dengan orang lain. Contohnya saja, seseorang membeli suatu barang setelah
seorang sales menawarkan dan memperagakan barang yang dijualnya sehingga
seseorang merasa tertarik dengan barang tersebut, terlepas dari barang tersebut
diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak baginya.
4) Situasi kondisi barang
produksi
Dalam
memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar
pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi promosi
maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen
tertarik dengan kondisi dari barang produksi tersebut, misalnya saja : adanya
diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan hadiah
jika membeli suatu barang, maupun berbagai keringanan seperti buy 2 get 1 dan
sebagai berikut.
Terlepas
dari itu semua, seseorang haruslah cermat dan lebih bijaksana dalam membeli
suatu barang. Jangan sampai ada kerugian yang dirasakan setelah membeli suatu
barang yang dibelinya.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Tipe-tipe Situasi Konsumen
a)
Situasi Komunikasi
Situasi
Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi
atau melakukan komunikasi. Situasi komunikasi dapat didefinisikan juga sebagai
latar dimana konsumen dihadapkan kepada komunikasi pribadi atau non pribadi.
Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh
konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi
non pribadi akan dilibatkan sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program
serta publikasi yang berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen.
Untuk
mengilustrasikan dampak potensial dari situasi komunikasi, mari kita
pertimbangkan bagaimana situasi komunikasi itu dapat mnentukan keefektifan
iklan televise. Kita berfokus pada bentuk komunikasi tertentu karena dua
alasan. Pertama, pengeluaran pada iklan TV kerap mendapat bagian yang bermakna
dari anggaran promosi. Dalam kontes ini sejumlah karakteristik situasi mungkin
muncul kepermukaan sebagai determinan yang potensial dari suatu keefektifan iklan.Pengaruh
situasi mungkin pula timbul dari program tertentu dimana suatu iklan muncul.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
·
Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau
wiraniaga
·
Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet,
koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb
·
Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promos
penjualan, pengumuman di rak dan di depan took
b)
Situasi Pembelian
Situasi
Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika
membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian Misal:
Ketika konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng
Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di
swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat
sensitif terhadap harga. Konsumen tersebut mungkin akan menunda pembelian Coke
dan mencari di tempat lain.
Situasi
pembelian mengacu pada latar dimana konsumen memperoleh produk dan jasa.
Pengaruh situasi sangat lazim selama pembelian. Sebagai contoh yang sederhana,
pertimbangan perubahan hebat dalam kepekaan konsumen akan harga dimana situasi
pembelian. Penjual makanan akan merasa sangat sulit untuk membebankan harga
yang dibayar konsumen untuk soda dan jajanan di bioskop atau stadion baseball.
Pengaruh situasi dapat diwujudkan diri dalam bermacam jenis cala selam situasi
pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini.
Lingkungan
informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk
yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan
penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat didalam semacam bentuk
pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan
yang utama mencakupi ketersediaan informasi, jumlah beban informasi, dan cara
dimana informasi disajikan dan diorganisasikan.
o
Kesediaan informasi sangat penting. Tidak adanya informasi
mengenai kinerja dari merek yang bersaing mengenai beberapa sifat akan
menghalangi pemakaian informasi tersebut selama pengambilan keputusan.
Ketersediaan informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan konsumen
mendapatkan kembali informasi dari ingatan.
o
Beban informasi dari lingkungan pilihan ditentukan oleh
jumlah alternative pilihan dan jumlah sifat peralternatif, kenaikan dalam
jumlah alternative pilihan mengubah jenis kaidah keputusan yang digunakan
konsumen selama mengambil keputusan.
o
Format informasi yaitu cara dimana informasi disusun. Dapat
pula memperngaruhi perilaku konsumen. Pemakaian informasi harga satuan ini oleh
konsumen mungkin bergantung kepada bagaimana informasi itu disusun.
o
Bentuk informasi adalah penilaian produk numeris,
memungkinkan konsumen mentaksir dengan lebih mudah perbedaan diatantara banyak
produk. Sebagai akibatnya, konsumen lebih cenderung membandingkan merek atas
dasar sifat demi sifat ketika informasi merek disajikan dalam bentuk numeris
ketimbang semantic.
o
Lingkungan eceran adalah sifat fisik dari lingkungan eceran,
kerap kali diacu sebagai store atmospherics, sangat menarik bagi para pemasar
karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi
yang berbeda di luar kendali. Kedua, pengaruh ini dibidikan kepada konsumen
tepat ditempat yang benar didalam toko.
o
Pengaruh waktu adalah dimana situasi ini berlaku pada
permintaan akan banyak produk saat musim tiba.
c) Situasi Pemakaian
Situasi
pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi
atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk
karena pertimbangan dari situasi konsumsi. situasi pemakaian yaitu mengacu pada
latar dimana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan
pemakaian sebenarnya sama , tetapi konsumsi prosuk kerap kali terjadi didalam
latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari latar dimana
produk diperoleh.
Misal:
Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau
pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan
atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja Para Produsen
sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk
sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian
tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian
untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.
2.2
Interaksi Individu dengan Situasi
Situasi
pembelian mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen
dengan gaya hidup believer. Hal ini menunjukkan bahwa situasi pembelian mampu
menghadirkan
keinginan konsumen untuk membeli karena situasi ini bisa menjadi stimulus
terhadap keputusan konsumen untuk membeli. Gaya hidup pembelian juga mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap keputusan pembelian konsumen atas sesuatu.
Konsumen dengan gaya
hidup
believer ternyata juga mengikuti mode-mode pakaian khususnya misalnya celana
jeans sehingga gaya hidup mereka berpengaruh terhadap keputusan pembelian yang
dilakukan. Situasi pembelian dan gaya hidup terhadap mode bagi konsumen dengan
gaya hidup believer ternyata cukup tinggi mampu mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen dengan pengaruhnya sebesar 68%.
Situasi
konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat makan mereka bertambah. Muncul
untuk konsumen yang kelebihan berat. Dengan demikian, pengaruh situasi dari
waktu sejak saat makan mereka yang terkhir bergantung kepada jenis konsumen.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respon mereka terhadap faktor situasi
memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda
mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi
situasi pemakaian yang berbeda.
2.3
Pengaruh Situasi Tak terduga
Situasi
tidak terduga dapat menjadi pemicu seseorang untuk membeli suatu barang.
Misalnya mahasiswi yang akan mengikuti ujian dan lupa membawa bolpoin dan
pensil, maka secara otomatis dia akan membeli dulu bolpoin dan pensil sebelum
mengikuti ujian tersebut.
Situasi
konsumen meningkat bila selang waktu sejak saat makan mereka bertambah. Muncul
untuk konsumen yang kelebihan berat. Dengan demikian, pengaruh situasi dari
waktu sejak saat makan mereka yang terkhir bergantung kepada jenis konsumen.
Ide bahwa konsumen tidak homogen dalam respons mereka terhadap factor situasi
memilki implikasi penting untuk pemasangan pasar. Karena konsumen yang berbeda
mungkin mencari mafaat produk yang berbeda, yang dapat berubah melintasi
situasi pemakaian yang berbeda.
Sumber
http://earldimara.blogspot.com/2011/10/pengaruh-situasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
http://irnawatiindah.blogspot.com/2012/11/pengaruh-situasi-konsumen_21.html
http://lukivikydesha.blogspot.com/2010/11/tugas-6-psi-konsumen-pengaruh-situasi.html
Munandar,
A.S. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar