Nama: Ahmad Zainal Abidin
Kelas :3EA03
Npm : 10211463
PENALARAN DEDUKTIF
YANG SILOGISME
Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
• Penalaran Deduktif
Penalaran
Deduktif
Definisi
Deduktif
adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik
kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran deduktif merupakan prosedur yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus.
Jenis-jenis Penalaran Deduktif
Silogisme
Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).
Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua proposisi (sebagai premis) ditarik suatu proposisi baru (berupa konklusi).
Macam-macam Silogisme :
1. Silogisme
Kategorial
Silogisme
kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang
kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis
mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis
minor.
Contoh :
Premis Mayor : Tidak ada manusia yang kekal
Premis Mayor : Tidak ada manusia yang kekal
Premis Minor :
Socrates adalah manusia
Kesimpulan :
Socrates tidak kekal
2. Silogisme
Hipotesis
Silogisme yang
terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional
hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya
membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga
menolak konsekuen.
Contoh :
Premis Mayor : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Contoh :
Premis Mayor : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Premis Minor :
Air tidak ada.
Kesimpulan :
Manusia akan kehausan.
3. Silogisme
Alternatif
Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang
lain.
Contoh :
Premis Mayor : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Premis Mayor : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Premis Minor :
Nenek Sumi berada di Bandung.
Kesimpulan : Jadi,
Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
Entimem
Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah “enthymeme” kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme. Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah “retorik silogisme” adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi.
Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah “enthymeme” kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme. Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah “retorik silogisme” adalah bertujuan untuk pembujukan yang berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk pada demonstrasi.
Kata lainnya, entimem merupakan
silogisme yang diperpendek.
Contoh :
Rumus Entimem
PU : Semua A = B : Pegawai yang
baik tidak pernah datang terlambat.
PK : Nyoman pegawai yang baik.
S : Nyoman tidak pernah datang
terlambat
Entimem : Nyoman tidak pernah
datang terlambat karena ia pegawai yang baik.
Rantai Deduksi
Penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.
Penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula berupa merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk yang informal.
·
Semua coklat manis rasanya
Sebagian yang manis rasanya adalah coklat
Jika stres saya makan coklat
Karena coklat dapat menghilangkan stres
Saya tidak pernah menolak diberi coklat
Karena saya memang sangat suka coklat
Sebagian yang manis rasanya adalah coklat
Jika stres saya makan coklat
Karena coklat dapat menghilangkan stres
Saya tidak pernah menolak diberi coklat
Karena saya memang sangat suka coklat
·
Laras tidak suka buah nanas
Karena nanas asam rasanya
Laras diberi buah nanas
Jadi Laras tidak memakannya
Karena nanas asam rasanya
Laras diberi buah nanas
Jadi Laras tidak memakannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar