TUGAS MATA KULIAH SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
NAMA
: Ahmad Zainal Abidin
N.P.M. : 10211463
KELAS :
3EA03
Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dunia telah melihat
revolusi ponsel, perubahan dramatis dalam ukuran, gaya, fitur, dan
inovasi. Apple telah jelas mengubah cara kita menggunakan ponsel kita,
praktis diciptakan kembali segmen ponsel pintar. Kemampuan untuk mengakses
web, men-download aplikasi dengan sentuhan ujung jari kita, dan cocok di saku
ini semuanya benar-benar menakjubkan. Tapi ketika datang untuk berbelanja
ponsel, konsumen meneliti dan mengevaluasi alternatif positif atau negatifnya
tentang suatu produk. Apple telah mengambil sebagian besar dari pasar
ponsel pintar, tetapi beberapa alternatif dan pesaing hanya sulit untuk
mengabaikan sebelum melakukan pembelian tertentu.
Pada
intinya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk
mendapatkan laba sesuai dengan tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu
agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup serta kelancaran operasinya.
Hal ini tentunya bisa tercapai dengan mengaktifkan dan mengefisienkan kerja
perusahaan.
Evaluasi alternatif ini, dalam
keberadaannya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan
dibelinya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
identifikasi dan batasan masalah di atas, masalah dalam perumusan ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Kriteria evaluasi
2. Menentukan alternatif
pilihan
3. Menaksir alternatif
pilihan
4. Menyeleksi aturan
pengambilan keputusan
1.3. Tujuan
Pembahasan
Tujuan
dari penulisan ini adalah untuk :
1. Menetapkan dan
menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, brand name dan negadar
asal pada saat membuat keputusan
2. Menetapkan seperangkat
alternatif dimana suatu pilihan akan ditetapkan
3. Menilai kinerja setiap
alternatif sebagai dasar evaluasi
4. Mengetahui dan memahami
bagaimana situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan melihat berbagai
aturan yang ada
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi
merupakan salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen,
memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat
konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut
yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting
ukurannya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk.
Dari berbagai informasi yang diperoleh,
selanjutnya di proses untuk mendapatkan keputusan atau pertimbangan nilai akan
suatu produk, dan akan menghasilkan beberapa atribut yang akan muncul, setelah
itu baru di beri bobot dari berbagai alternatif.
Konsumen
memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk
memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk
sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting.
Pemasar
perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol untuk
mempengaruhi Evaluasi Alternatif sebelum Keputusan Pembelian Konsumen membentuk
satu maksud pembelian, ada 2 faktor :
1. Sikap pendirian orang
lain
2. Situasiyang tidak
diantisipasi
Kriteria
evaluasi dikembangkan melalui model-model evaluasi yang digunakan. Empat kelompok
pengembangan yang dapat dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, Fidelity,
Matual-adaptive, dan process”.
1. Pendekatan
“Pre-ordinate”
Memiliki dua karakteristik; kriteria
pertama ditetapkan sebelum pelaksanaan evaluasi. kriteria ini bersifat mengikat
karena ditetapkan sebelum evaluator turun ke lapangan. Kriteria kedua,
dikembangkan dan bersumber pada standar tertentu. Seperti pada pandangan
teoritik atau kumpulan tradisi yang sudah dianggap baik.
2.
Pendekatan “Fidelity”
Pada dasarnya ada kesamaan prinsip dengan
kedekatan “Pre-ordinate” yakni kriteria yang dikembangkan sebelum evaluator
turun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Perbedaaan prinsipil pada keduanya
yaitu pada hakekat evalusi yang digunakan. Pendekatan Fidently tidak
menggunakan kriteria yang bersifat umum (universal) sebagaimana tuntutan
pendekatan Pre-Ordinate.
3. Pendekatan gabungan
“Mutual-Adaptive”
Pendekatan ini merupakan perpaduan antara
pendekatan “Pre-Ordinate, Fidently, Process. Kriteria yang di gunakan
dikembangkan dari karakteristis program dari luar, seperti berdasarkan
pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai program.
4. Pendekatan proses
Sesuai dengan namanya, pendekatan ini
mengembangkan kriteria selama proses evaluasi berlangsung. Kriteria didapat
melalui wawancara, observasi, atau studi dokumentasi. Pendekatan ini
berhubungan erat dengan aplikasi pendekatan kualitatif. Karakteristis yang
menonjol dari pendekatan ini merupakan kriteria yang dipergunakan dikembangkan
selama evaluator di lapangan. Konsekuensinya pendekatan ini terikat dengan
masalah yang dihadapi oleh para pelaksana program di lapangan.
Kriteria dalam evaluasi diatas mengacu
pada :
1.
Pedoman – pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
2.
Persepsi para pengembang program yang teruji secara teoritis.
3.
Pertimbangan evaluator.
2.2. Menentukan
Alternatif Pilihan
Alternatif
pilihan dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil
seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria, keselamatan, kenyamanan,
harga, merek, negara asal, dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan,
kesenangan dan lain sebagainya. Beberapa alternatif pilihan yang umum adalah :
1.
Harga
Harga menentukan pilihan alternatif.
Konsumen cenderung memilih harga yang murah untuk membeli suatu produk yang ia
tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas
produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu strategi harga
hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2.
Nama merek
Merek terbukti menjadi determinan penting
dalam barang. Nampaknya merek merupakan pengganti dari mutu dan spesifikasi
produk. Ketika konsumen sulit sulit menilai kriteria kualitas produk,
kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi
resiko kesalahan dalam pembelian.
3.
Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan
menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. Negara asal sering
mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi
kualitas produk elektronik dari Jepang. Sementara, untuk jam tangan nampaknya
buatan Swiss merupakan produk yang handal tak teragukan.
Keputusan
untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari
sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai
beberapa komponen :
1. Keputusan
tentang jenis produk
2. Keputusan
tentang bentuk produk
3. Keputusan
tentang merk
4. Keputusan
tentang penjualnya
5. Keputusan
tentang jumlah produk
6. Keputusan
tentang waktu pembelian
7. Keputusan
tentang cara pembayaran
Setelah
konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif
yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang
akan menjadi alterlatif pilihan ditentukan barulah konsumen menentukan
alternative produk yang menjadi pilihan.
2.3. Menaksir
Alternatif Pilihan
Menaksir
alternatif pilihan adalah kegiatan mentaksir atau memprediksi pilihan
alternatif setelah pilihan awal tidak berhasil dicapai, kegiatan ini berfungsi
sebagai rencana jaga-jaga jika ada pilihan yang tidak berhasil.
konsumen
menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat
pilihan. Konsep dasar tertenu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen.
· Pertama
Kita menganggap bahwa setiap konsumen
melihat produk sebagai kumpulam atribut produk.
· Kedua
Konsumen akan memberikan tingkat arti
penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik
masing-masing.
· Ketiga
Konsumen mungkin akan mengembangkan satu
himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiaap
atribut.
· Keempat
Harapan kepuasan produk total konsumen
akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda.
· Kelima
Konsumen sampai pada sikap terhadap merek
berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi.
Ada
konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada
konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif
barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi
membeli spesifik.
Dalam
beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran
secara logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi
atau bahkan tidak sama sekali. Terkadang Mereka membeli berdasarkan dorongan
sesaat atau tergantung pada intuisi, Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan
membeli sendiri, Kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi
konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pemberian.
Pemasar harus
mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi
alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang
terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan
membeli.
Jika
ingin membeli handphone, seseorang mungkin akan membuat perbandingan langsung
seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan.
Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat.
1. Akurasi
penilaian individu
Penelitian menunjukkan individu yang
biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau
perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta
fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas
membuat perbandingan merek akurat sulit.
2. Penggunaan
indikator pengganti
Secara umum, indikator pengganti
beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak keahlian untuk membuat
penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam
keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang
3. Pentingnya
relatif dan pengaruh kriteria evaluasi
Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi
antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu.
Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.
2.4. Menyeleksi Aturan Pengambilan
Keputusan
Setelah
konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan
membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh
yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan salam pengambilan keputusan, serta
pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki
konsumen.
Aspek-aspek
dalam aturan pengambilan keputusan sebagai pemecahan masalah
Produk
yang murah
|
Produk
yang lebih mahal
|
Pembelian
yang sering
|
Pembelian
yang jarang
|
Keterlibatan
rendah
|
Keterlibatan
tinggi
|
Kelas
produk dan merek kurang terkenal
|
Kelas
produk dan merek terkenal
|
Pembelian
dengan pertimbangan dan pencarian yang kurang matang
|
Pembelian
dengan pertimbangan dan pencarian intensif
|
Setelah mengetahui aspek-aspek diatas, maka di bandingkan dua produk untuk
pengambilan keputusan antara kartu selular CDMA Smart
Fren dengan Telkom Flexi. Data sampel di ambil dari 100 koresponden
orang Jakarta melalui Quisonaire yang dibagikan yang mendapat hasil di bawah
ini :
Smart Fren
|
Telkom Flexi
|
Produk yang murah
|
Produk yang lebih mahal
|
Pembelian yang jarang
|
Pembelian yang sering
|
Keterlibatan rendah
|
Keterlibatan tinggi
|
Kelas produk dan merek kurang terkenal
|
Kelas produk dan merek terkenal
|
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian yang
kurang matang
|
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian intensif
|
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keputusan
membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun empat tipe proses
pembelian di pengaruhi oleh complex decision making, brand loyalty, limited
decision making dan Inertia. Dan tahap dalam proses pembelianpun di pengaruhi oleh
beberapa faktor perilaku sesudah pembelian, menilai sumber-sumber, menetapkan
tujuan pembelian, mengidentifikasikan alternatif pembelian, keputusan membeli
dan menganalisa keinginan dan kebutuhan. Situasi terakhir adalah
situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan pemasar untuk mempengaruhi
perilaku konsumen. Jadi seorang konsumen ynag mawas terhadap pembelian setiap
produk maka ia akan selalu memperhatikan dari hal yang terkecil dari situlah
seorang produsen harus bisa membaca pangsa pasar/ keinginan konsumen di saat
ini.
Jadi, dari hasil penelitian yang telah dilakukan, di
dapat, faktor merek itu penting, Evaluasi Alternatif sebelum pembelian yang di
dalamnya ada seumber daya konsumen dan pengetahuan yang mendorong terjadinya
proses keputusan tersebut, yaitu pengetahuan konsumen tentang merek dan kelas
produk, pembelian dengan pertimbangan dan pencarian intesif, pembelian yang
sering serta harga yang sedikit mahal tergolong produk dengan kualitas tinggi
yang memacu menghasilkan suatu Evaluasi Alternatif dalam pemilihan dan pengambilan
keputusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar