Minggu, 27 Oktober 2013

Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan

Nama    : Ahmad Zaina Abidin
Kelas     : 10211463
Npm      : 3EA03



1. Sumber Daya Ekonomi 
Sumber Daya Ekonomi merupakan alat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Potensi sumberdaya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayahtingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. . Misalnya, penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui. 
Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor sumberdaya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam telaah teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara berkembang. Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Dalam era globalisasi, kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian dunia yang semakin kompetitif. 

2. SumberDaya Sementara 
Sumber daya sementara adalah sumber daya yang bersifat sementara. Dengan memahami perilaku konsumen akan keterbatasan sumber waktu dan uang.
Waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen.
Karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang.
Sumber daya kognitifProduk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time goods). 

3. SumberDaya Kognitif
 
Sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme.

4. Kandungan Pengetahuan 
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. 

Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam : 
1.                   Pengetahuan Produk
2.                   Pengetahuan Pembelian 
3.                   Pengetahuan Pemakaian
Keterangan:
  • Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur produk, harga produkdan kepercayaan mengenai produk.
  • Jenis Pengetahuan Produk: 
  1. Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk.
  2. Pengetahuan tentang manfaat produk .
  3. Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen
·                     Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.
·                     Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen. 

5. Organisasi Pengetahuan 
Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut. Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
·                     Pengetahuan ttg karakteristik/atribut produk
·                     Pengetahuan ttg manfaat produk
·                     Pengetahuan ttg kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen.
Manfaat :
·                     Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis.
·                     Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk.

6. Mengukur Pengetahuan 
Pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang disimpan di dalam ingatan. Pemasar khususnya tertarik untuk mengerti pengetahuan konsumen. Informasi yang dipegang oleh konsumen mengenai produk akan sangat mempengaruhi pola pembelian mereka. Di dalam Psikologi kognitif dijelaskan bahwa ada dua jenis pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan deklaratif melibatkan fakta subjektif yang sudah diketahui. Pengetahuan deklaratif sendiri dibagi menjadi dua kategori, yaitu pengetahuan episodik (melibatkan pengetahuan yang dibatasi dengan lintasan waktu) dan pengetahuan semantik (mengandung pengetahuan yang digeneralisasikan dan memberi arti bagi dunia seseorang). Sedangkan pengetahuan prosedural mengacu pada pengertian bagaimana fakta ini dapat digunakan. Fakta ini juga bersifat subjektif dalam pengertian fakta tersebut tidak perlu sesuai dengan realitas objektif.  Pengukuran pengetahuan konsumen sebagai dasar keputusan pembelian barang dibagi menjadi 2, yaitu pengetahuan objektif dan pengetahuan subjektif. Pengetahuan objektif adalah pengukuran yang menyadap apa yang benar-benar sudah disimpan oleh konsumen didalam ingatan. Sedangkan pengetahuan subjektif menyadap persepsi konsumen mengenai banyaknya pengetahuan mereka sendiri berkenaan dengan pengetahuan produk atau keakraban mereka. Penelitian menyingkapkan bahwa pengukuran pengetahuan subjektif dan objektif , walaupun berhubungan namun tidak dapat digantikan. Maksudnya beberapa orang menaksir terlalu tinggi pengetahuan mereka, sementara yang lain menaksir terlalu rendah apa yang mereka ketahui. 

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN

Nama    : Ahmad Zaina Abidin
Kelas     : 10211463
Npm      : 3EA03


1.    KRITERIA EVALUASI
Philip kotler mengemukakan, “Konsumen mempelajari merek-merek yang tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua alternatif yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya”(1998:170).
Menurut Sutisna, “Setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama adalah manfaat yang diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan”(2001:22).
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya.
Beberapa kriteria eveluasi yang umum adalah:
1. Harga.
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murah untuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
  1. Nama Merek.
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
  1. Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.

  1. Saliensi ( Atribut yang mencolok)
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencolok (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.
2.  MENENTUKAN ALTERNATIF PILIHAN
Konsumen memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk
memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting Pemasar perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol Keputusan Pembelian Konsumen membentuk satu maksud pembelian, ada 2 faktor;
  1. Sikap/ pendirian orang lain ,
  2. Situasi yang tidak diantisipasi.
Sejumlah besar penelitian dan strategi pemasaran telah mengasumsikan pembuat keputusan
konsumen rasional dengan yang terdefinisi dengan baik, preferensi stabil. Konsumen juga dianggap memiliki kemampuan cukup untuk menghitung pilihan mana yang akan memaksimalkan nilainya, dan akan memilih atas dasar ini.
· Pilihan afektif
pilihan afektif yang paling mungkin ketika motif yang mendasari consummatory daripada instrumental. Consummatory motif mendasari perilaku yang secara intrinsik bermanfaat untuk individu yang terlibat. Motif Instrumental mengaktifkan perilaku yang dirancang untuk mencapai tujuan kedua.memvisualisasikan bagaimana manfaat yang dirasakan selama dan setelah pengalaman konsumsi. Hal ini sangat penting bagi merek baru atau produk dan jasa. Konsumen yang telah memiliki pengalaman dengan sebuah produk atau merek memiliki dasar untuk membayangkan respon afektif  yang dihasilkan.
· Atribut berbasis versus atribut proses pilihan
Dua proses pertimbangan yang mungkin digunakan untuk membeli kamera digital:
Proses 1: Setelah konsultasi Internet untuk menentukan fitur apa yang paling disukai,  konsumen kemudian pergi ke toko elektronik lokal dan membandingkan berbagai merek fitur yang paling penting baginya yaitu, otomatis, kamera ukuran, fitur zoom, dan ukuran penyimpanan. Dia melihat keynggulan masing-masing model atas atribut dan kesan umum nya model kualitas masing-masing. Atas dasar evaluasi ini, ia memilih SportZoom Olympus.
Proses  2: konsumen mengingat bahwa temannya Olympus SportZoom bekerja dengan baik dan tampak “baik”,orang tuanya memiliki Easyshare Kodak yang juga bekerja dengan baik tapi agak besar dan berat, dan tua Fujifilm Finepix tidak diinginkan serta ia diharapkan . Di toko elektronik setempat ia melihat bahwa model dan Kodak Olympus memiliki harga yang sama dan memutuskan untuk membeli SportZoom Olympus.
Contoh pertama di atas adalah pilihan berbasis atribut. Contoh yang kedua sikap-berbasis-pilihan berdasarkan pilihan sikap. Secara umum, pentingnya membuat keputusan yang optimal meningkat dengan nilai barang yang sedang dipertimbangkan dan konsekuensi dari keputusan yang tidak optimal. Semakin mudah untuk mengakses atribut informasi lengkap suatu merek, pengolahan berdasarkan atribut,lebih kemungkinan akan digunakan.
3.  MENAKSIR ALTERNATIF PILIHAN
Kriteria yang telah di tentukan seperti diatas kemudian akan memunculkan beberapa alternatif produk,  alternatif ini lah yang digunakan konsumen dalam Menaksir alternatif pilihan. Dalam menaksir suatu alternatif dari pilihan yang ada maka konsumen harus memikirkan resiko yang akan diterima apabila konsumen memilih alternatif tersebut, dan meninggalkan alternatif  lain yang ada.
Ada tiga sudut pandang dalam menganalisis/menaksir alternatif  pilihan keputusan konsumen :
1. Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternatif produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternatif yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternatif yang terbaik, disebut economic man.
2. Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai kognitif man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya pada keputusan yang memuaskan.
3. Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi. Anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
4.  MENYELEKSI ATURAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam mengambil keputusan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yang paling utama adalah yang paling maksimal dakam memenuhi berbagai kriteria yang dapat di capai oleh produk.
Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu “terbaik” alternatif.
  • Kata penghubung Aturan Keputusan
Aturan keputusan kata penghubung menetapkan standar kinerja minimum yang diperlukan untuk setiap kriteria evaluatif dan memilih yang pertama atau semua merek yang memenuhi atau melebihi standar minimum.
Karena individu memiliki keterbatasan kemampuan untuk memproses informasi, aturan kata penghubung yang sering digunakan untuk mengurangi ukuran tugas pengolahan informasi untuk beberapa tingkat dikelola
  • Disjungtif Aturan Keputusan
Aturan keputusan disjungtif menetapkan tingkat minimum kinerja untuk setiap atribut yang penting (sering level yang cukup tinggi). Ketika aturan pengambilan keputusan disjungtif digunakan oleh target pasar, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui konsumen persyaratan pada setidaknya salah satu kriteria kunci.
  • Eliminasi oleh aspek Aturan Keputusan 
Untuk target pasar menggunakan eliminasi oleh aspek aturan, sangat penting untuk memenuhi atau melampaui  satu atau lebih persyaratan konsumen persyaratan (dalam urutan) dari kriteria yang digunakan dari kompetisi.
  • Leksikografis Aturan Keputusan
Aturan pengambilan keputusan leksikografis mirip dengan eliminasi-oleh aspek aturan-. Perbedaannya adalah bahwa aturan leksikografis mencari kinerja maksimum pada setiap tahap, sedangkan eliminasi oleh aspek mencari kinerja yang memuaskan pada setiap tahap.
  • Kompensasi Aturan Keputusan
Aturan keputusan kompensasi menyatakan bahwa merek yang tingkatan tertinggi pada jumlah konsumen penilaian dari kriteria evaluatif yang relevan akan dipilih.memiliki tingkat kinerja pada atau di dekat kompetisi pada pentingnya fitur lebih karena mereka menerima lebih berat dalam keputusan daripada atribut lainnya.     

Selasa, 22 Oktober 2013

TUGAS MATA KULIAH SOFTSKILL PERILAKU KONSUMEN
NAMA              : Ahmad Zainal Abidin
N.P.M.             : 10211463
KELAS            : 3EA03
Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dunia telah melihat revolusi ponsel, perubahan dramatis dalam ukuran, gaya, fitur, dan inovasi. Apple telah jelas mengubah cara kita menggunakan ponsel kita, praktis diciptakan kembali segmen ponsel pintar. Kemampuan untuk mengakses web, men-download aplikasi dengan sentuhan ujung jari kita, dan cocok di saku ini semuanya benar-benar menakjubkan. Tapi ketika datang untuk berbelanja ponsel, konsumen meneliti dan mengevaluasi alternatif positif atau negatifnya tentang suatu produk. Apple telah mengambil sebagian besar dari pasar ponsel pintar, tetapi beberapa alternatif dan pesaing hanya sulit untuk mengabaikan sebelum melakukan pembelian tertentu.
            Pada intinya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu agar perusahaan dapat menjaga kelangsungan hidup serta kelancaran operasinya. Hal ini tentunya bisa tercapai dengan mengaktifkan dan mengefisienkan kerja perusahaan.
Evaluasi alternatif ini, dalam keberadaannya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan dibelinya.

1.2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah di atas, masalah dalam perumusan ini dirumuskan sebagai berikut :
1.      Kriteria evaluasi
2.      Menentukan alternatif pilihan
3.      Menaksir alternatif pilihan
4.      Menyeleksi aturan pengambilan keputusan

1.3.      Tujuan Pembahasan
            Tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
1.      Menetapkan dan menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, brand name dan negadar asal pada saat membuat keputusan
2.      Menetapkan seperangkat alternatif dimana suatu pilihan akan ditetapkan
3.      Menilai kinerja setiap alternatif sebagai dasar evaluasi
4.      Mengetahui dan memahami bagaimana situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan melihat berbagai aturan yang ada

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi merupakan salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting ukurannya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk.
Dari berbagai informasi yang diperoleh, selanjutnya di proses untuk mendapatkan keputusan atau pertimbangan nilai akan suatu produk, dan akan menghasilkan beberapa atribut yang akan muncul, setelah itu baru di beri bobot dari berbagai alternatif.
            Konsumen memproses informasi dari beberapa informasi dan membuat pertimbangan untuk memuaskan kebutuhan, konsumen mencari manfaat produk dan memandang produk sebagai suatu rangkaian atribut, atribut yang menonjol dianggap penting.
            Pemasar perlu menjelaskan manfaat produk dan menentukan atribut yang menonjol untuk mempengaruhi Evaluasi Alternatif sebelum Keputusan Pembelian Konsumen membentuk satu maksud pembelian, ada 2 faktor :
1.      Sikap pendirian orang lain
2.      Situasiyang tidak diantisipasi
            Kriteria evaluasi dikembangkan melalui model-model evaluasi yang digunakan. Empat kelompok pengembangan yang dapat dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, Fidelity, Matual-adaptive, dan process”.
1.      Pendekatan “Pre-ordinate”
Memiliki dua karakteristik; kriteria pertama ditetapkan sebelum pelaksanaan evaluasi. kriteria ini bersifat mengikat karena ditetapkan sebelum evaluator turun ke lapangan. Kriteria kedua, dikembangkan dan bersumber pada standar tertentu. Seperti pada pandangan teoritik atau kumpulan tradisi yang sudah dianggap baik.
2.      Pendekatan “Fidelity”
Pada dasarnya ada kesamaan prinsip dengan kedekatan “Pre-ordinate” yakni kriteria yang dikembangkan sebelum evaluator turun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Perbedaaan prinsipil pada keduanya yaitu pada hakekat evalusi yang digunakan. Pendekatan Fidently tidak menggunakan kriteria yang bersifat umum (universal) sebagaimana tuntutan pendekatan Pre-Ordinate.
3.      Pendekatan gabungan “Mutual-Adaptive”
Pendekatan ini merupakan perpaduan antara pendekatan “Pre-Ordinate, Fidently, Process. Kriteria yang di gunakan dikembangkan dari karakteristis program dari luar, seperti berdasarkan pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai program.
4.      Pendekatan proses
Sesuai dengan namanya, pendekatan ini mengembangkan kriteria selama proses evaluasi berlangsung. Kriteria didapat melalui wawancara, observasi, atau studi dokumentasi. Pendekatan ini berhubungan erat dengan aplikasi pendekatan kualitatif. Karakteristis yang menonjol dari pendekatan ini merupakan kriteria yang dipergunakan dikembangkan selama evaluator di lapangan. Konsekuensinya pendekatan ini terikat dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana program di lapangan.
            
Kriteria dalam evaluasi diatas mengacu pada :
1.      Pedoman – pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
2.      Persepsi para pengembang program yang teruji secara teoritis.
3.      Pertimbangan evaluator.

2.2.      Menentukan Alternatif Pilihan
            Alternatif pilihan dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria, keselamatan, kenyamanan, harga, merek, negara asal, dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan lain sebagainya. Beberapa alternatif pilihan yang umum adalah :
1.      Harga
Harga menentukan pilihan alternatif. Konsumen cenderung memilih harga yang murah untuk membeli suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2.      Nama merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam barang. Nampaknya merek merupakan pengganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit sulit menilai kriteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3.      Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. Negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari Jepang. Sementara, untuk jam tangan nampaknya buatan Swiss merupakan produk yang handal tak teragukan.

            Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai beberapa  komponen :
1.      Keputusan tentang jenis produk
2.      Keputusan tentang bentuk produk
3.      Keputusan tentang merk
4.      Keputusan tentang penjualnya
5.      Keputusan tentang jumlah produk
6.      Keputusan tentang waktu pembelian
7.      Keputusan tentang cara pembayaran
            Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan menentukan alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya. Setelah kriteria yang akan menjadi alterlatif pilihan ditentukan barulah konsumen menentukan alternative produk yang menjadi pilihan.

2.3.      Menaksir Alternatif Pilihan
            Menaksir alternatif pilihan adalah kegiatan mentaksir atau memprediksi pilihan alternatif setelah pilihan awal tidak berhasil dicapai, kegiatan ini berfungsi sebagai rencana jaga-jaga jika ada pilihan yang tidak berhasil.
            konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertenu membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen.
·        Pertama
Kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk sebagai kumpulam atribut produk.
·        Kedua
Konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing.
·        Ketiga
Konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiaap atribut.
·        Keempat
Harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda.
·        Kelima
Konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi.
            Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian. Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik.
            Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran secara logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau bahkan tidak sama sekali. Terkadang Mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi, Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri, Kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pemberian.
            Pemasar harus mempelajari pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
            Jika ingin membeli handphone, seseorang mungkin akan membuat perbandingan langsung seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat.
1.      Akurasi penilaian individu
Penelitian menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit.
2.      Penggunaan indikator pengganti
Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang
3.      Pentingnya relatif dan pengaruh kriteria evaluasi
Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif-Secara umum, efek Iklan.

2.4. Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
            Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan salam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki konsumen.
       
     Aspek-aspek dalam aturan pengambilan keputusan sebagai pemecahan masalah
Produk yang murah
Produk yang lebih mahal
Pembelian yang sering
Pembelian yang jarang
Keterlibatan rendah
Keterlibatan tinggi
Kelas produk dan merek kurang terkenal
Kelas produk dan merek terkenal
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian yang kurang matang
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian intensif
Setelah mengetahui aspek-aspek diatas, maka di bandingkan dua produk untuk pengambilan keputusan antara kartu selular CDMA Smart Fren dengan Telkom Flexi. Data sampel di ambil dari 100 koresponden orang Jakarta melalui Quisonaire yang dibagikan yang mendapat hasil di bawah ini :
Smart Fren
Telkom Flexi
Produk yang murah
Produk yang lebih mahal
Pembelian yang jarang
Pembelian yang sering
Keterlibatan rendah
Keterlibatan tinggi
Kelas produk dan merek kurang terkenal
Kelas produk dan merek terkenal
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian yang kurang matang
Pembelian dengan pertimbangan dan pencarian intensif












BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Keputusan membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor. Adapun empat tipe proses pembelian di pengaruhi oleh complex decision making, brand loyalty, limited decision making dan Inertia. Dan tahap dalam proses pembelianpun di pengaruhi oleh beberapa faktor perilaku sesudah pembelian, menilai sumber-sumber, menetapkan tujuan pembelian, mengidentifikasikan alternatif pembelian, keputusan membeli dan menganalisa keinginan dan kebutuhan. Situasi terakhir adalah situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan pemasar untuk mempengaruhi perilaku konsumen. Jadi seorang konsumen ynag mawas terhadap pembelian setiap produk maka ia akan selalu memperhatikan dari hal yang terkecil dari situlah seorang produsen harus bisa membaca pangsa pasar/ keinginan konsumen di saat ini.
            Jadi, dari hasil penelitian yang telah dilakukan, di dapat, faktor merek itu penting, Evaluasi Alternatif sebelum pembelian yang di dalamnya ada seumber daya konsumen dan pengetahuan yang mendorong terjadinya proses keputusan tersebut, yaitu pengetahuan konsumen tentang merek dan kelas produk, pembelian dengan pertimbangan dan pencarian intesif, pembelian yang sering serta harga yang sedikit mahal tergolong produk dengan kualitas tinggi yang memacu menghasilkan suatu Evaluasi Alternatif dalam pemilihan dan pengambilan keputusan.